Konversi minyak
tanah ke gas dimulai sejak tahun 2007 hingga sekarang. Kegiatan konversi ini
telah mampu diterima oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Namun, dalam
perkembangannya beberapa kasus telah terjadi akibat tabung gas elpiji. Beberapa
Tabung gas elpiji mengakibatkan kecelakaan dan ledakan yang menimbulkan
beberapa korban. Baik korban yang mengalami luka ringan hingga luka berat
sampai mengalami kerugian yang berjumlah puluhan hingga ratusan juta rupiah.
Kecelakaan yang terjadi di sebabkan oleh beberapa faktor antara lain, akibat
kelalaian dari pengguna dan tabung yang mengalami kerusakan atau sudah tidak
layak pakai.
Beberapa
kecelakaan yang terjadi adalah dikarenakan kelalaian pemakaian, proses
perawatan dan kebocoran tabung gas yang diakibatkan oleh beberapa agen yang
melakukan kecurangan-kecurangan seperti yang telah banyak diberitakan di media.
Humas
mempunyai keterlibatan penuh untuk memperkuat komunikasi dengan kalangan
eksternal dan internal suatu instansi baik pemerintahan maupun swasta. Begitu
pula dengan Humas PT. Pertamina, beliau harus selalu dilibatkan dalam segala
hal yang berhubungan dengan menjaga reputasi perusahaan dimata khalayak
internal pada umumnya, dan eksternal pada khususnya, disesuaikan dengan ruang
lingkup pekerjaan dan tanggung jawab beliau sebagai praktisi humas.
Peranan humas PT. Pertamina
(Persero) adalah :
1. Sebagai
Penasehat Ahli (Expert Prescriber)
Humas
PT.Pertamina membantu mencarikan solusi dalam penyelesaian masalah yang
berhubungan dengan public. Misalnya dalam kasus ledakan elpiji, Humas
PT.Pertamina (Persero) BBM bekerja sama dengan divisi Gas Domestik untuk
menyelesaikan kasus ledakan gas elpiji yang terjadi.
2.
Fasilitator Komunikasi (Communication Fasilitator)
Humas
bertindak sebagai komunikator atau mediator untuk membantu medengar apa yang
menjadi keinginan dan harapan publik. Biasanya dilakukan melalui contact
pertamina maupun surat dari publik.
3.
Fasilitator Pemecah Masalah (Problem Solving Process Fasilitator)
Humas bertindak
sebagai membantu proses pemecahan masalah. Mulai dari ide sampai pada proses
pelaksanaan penyelesaian kasus.
Langkah – langkah tersebut sebagai kontribusi PT. Pertamina (Persero) dalam
memberikan manfaat terhadap perusahaan dan publik, sesuai dengan visi
perusahaan, yaitu menjadi unit usaha terbaik, tanggung jawab, dan terpercaya.
Visi ini erat kaitannya dengan menjalin hubungan yang harmonis dengan publik
sekitar karena publik adalah bagian yang penting untuk menunjang kelangsungan
suatu perusahaan. Terutama adalah saat perusahaan mengalami suatu krisis dalam
mempertahankan citranya dimata masyarakat karena suatu kasus yang berkaitan
dengan produk dan hubungan perusahaan dengan publik secara langsung. Dalam hal
inilah seorang Humas harus memberikan perannya secara maksimal dalam
menyelesaikan kasus tersebut agar citra perusahaan tetap terjaga.
Solusi dari permasalahan yang ada di PT. PERTAMINA
1. Program PR (publiEc relation)
a.
komunikasi krisis
Parahnya
masalah yang melanda PT.Pertamina ini terkait masalah citra lembaga yang sedang
hancur terkait beberapa masalah yang terjadi
maka hal yang perlu dilakukan seorang PR adalah
Komunikasi dengan publik yang dikenal dengan komunikasi krisis.
Komunikasi
krisis adalah komunikasi antara organisasi dengan public sebelumnya,
selama, dan setelah kejadian krisis. Komunikasi ini dirancang melalui
program-program untuk meminimalisir kerusakan terhadap citra organisasi (Frearn
Banks, dalam Prayudi 1998: 38).
Ketika
organisasi mengalami krisis maka kebutuhan akan informasi seputar krisis terus
meningkat. Hal ini karena berkaitan dengan berbagai kepentingan publik
organisasi tersebut. Publik organisasi yang memiliki kepentingan akan merasa
khawatir ketika organisasi mengalami krisis. Kekhawatiran ini dapat mengarah
pada tindakan-tindakan yang mungkin merugikan organisasi, Menurut Coombs (1994)
(dalam Prayudi, 1998: 39) ada lima strategi yang
biasanya
digunakan dalam komunikasi krisis, yaitu:
1.
Non – existence strategies.
Strategi ini diterapkan oleh organisasi yang kenyataanya tidak mengalami
krisis, namun ada rumor bahwa organisasi sedang menghadapi krisis. Bentuk pesan
bisa berupa penyangkalan (denial), penjelasan disertai alasan
(clarification),menyerang pihak penyebar rumor (attack), dan
mengancamberdasarkan hukum (intimidation).
2.
Distance strategies. Digunakan organisasi yang mengakui adanya krisis
dan berusaha untuk memperlemah hubungan antara organisasi dengan krisis yang
terjadi. Bentuk pesan bisa berupa penolakan bahwa organisasi tidak bermaksud
melakukan hal-hal negatif dan penyangkalan kemauan (excuse) dan melakukan klaim
bahwa kerusakan yang terjadi tidak serius (justification).
3.
Ingratiation strategies. Strategi ini digunakan organisasi dalam upaya mencari
dukungan publik. Bentuk pesan bisa berupa pengingatan kepada publik akan
hal-hal positif yang dilakukan organisasi, menempatkan krisis dalam konteks
yang lebih besar, dan mengatakan hal-hal baik yang dilakukan publik (praising
others).
4.
Mortification strategies. Organisasi berusaha meminta maaf dan menerima
kenyataan bahwa memang benar terjadi krisis. Bentuknya bisa berupa kompensasi
kepada kepada korban, meminta maaf kepada publik, dan mengambil tindakan untuk
mengurangi krisis.
5.
Surffering strategies. Organisasi menunjukkan bahwa ia jugamenderita
sebagaimana korban dan berusaha memperoleh dukungan dan simpati publik.
Sebuah
rencana komunikasi krisis yang baik paling tidak mempertimbangkan publik
organisasi, model komunikasi yang mencakup tujuan untuk masing-masing publik,
pesan yang harus disampaikan, juru bicara, dan upaya mendapatkan dukungan pihak
ketiga. Dalam upaya komunikasi krisis,bentuk modis yang biasa digunakan oleh
public relations akan banyak membantu seperti:
a)
Press release, merupakan pernyataan tertulis yang menjelaskan bagaimana
organisasi menangani krisis dan pimpinan yang berwenang.
b)
Press kits, merupakan map yang berisi beberapa press release yang
memiliki nilai berita bagi media massa. Biasanya perusahaan juga melampirkan
profil organisasi, atau daftar telepon juru bicara perusahaan.
c)
Konferensi pers, merupakan upaya agar media massa menerima informasi
yang tepat dari juru bicara organisasi dan menghindari mis-informasi seandainya
wawancara dilakukan secara terpisah.
d)
Newsletter, merupakan publikasi perusahaan yang berisi berita dan
perkembangan terbaru perusahaan (Prayudi, 1998: 39-40)
Walaupun ada
media lain seperti aktivitas sosial yang dijalankan organisasi, keempat media
diatas termasuk yang sering dilakukan. Pendekatan dengan komunikasi
interpersonal dan dua arah biasanya akan mendapatkan dukungan dari publik.
Komunikasi krisis perlu disusun dengan mempertimbangkan model komunikasi,
strategi pesan, publik organisasi dan tujuan perusahaan secara luas.Upaya
membina hubungan dengan publik sejak dini merupakan faktor pendukungkrusial
ketika perusahaan mengalami krisis. Organisasi harus menyadari bahwa kerusakan
yang mungkin ditimbulkan oleh krisis adakalanya tidak terduga, karena dapat
mengakibatkan kebangkrutan, pengambilalihan kendali dan usaha jatuhnya nama
baik (good image), menurunnya permintaan atas produk dan jasa, dan rusaknya
kinerja organisasi.
b. Tindakan PR di masa krisis
Public
Relations memiliki peran penting dalam merencanakan program persiapan krisis,
manajemen krisis itu sendiri pada waktu terjadi krisis dan strategi setelah
krisis selesai ditanggulangi. Hal itu hanya dimungkinkan bila praktisi public
relations mengenal gejala-gejala krisis dari awal dan melakukan tindakan yang
terintegrasi dengan aktor-aktor penting lainnya dalam perusahaan. Ada beberapa
tahapan yang perlu dilakukan public relations dalam krisis antara lain:
1) Pendalaman data dan fakta
Melakukan riset mendalam mengenai isu
yang berkembang. Riset yang dikembangkan secara kualitatif.
2) Menyiapkan paket informasi
Menyiapkan information sheets standar yang berisi berbagai informasi
yang diberikan oleh Public Relations kepada semua stakeholders.
3) Membuat batasan isu dan dampaknya
Menganalisis dan membuat batasan setiap isu tentang dampak yang mungkin
ditimbulkan bagi masyarakat atau konsumen pengguna produk.
4) Posisikan citra perusahaan
Pastikan bagaimana citra perusahaan akan
diposisikan dihadapan public berkaitan dengan isu yang sedang berkembang.
5) Siapkan Tim Crisis Centre
Siapkan tim yang siap dipakai ketika krisis benar-benar terjadi, serta
buat simulasi untuk melihat kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi.
6) Menunjuk Unofficial Spoke Persons
Crisis Center sebaiknya tidak hanya melibatkan internal perusahaan
(official person) tapi juga pihak lain atau pihak ketiga yang direkrut untuk
membantu menyelesaikan krisis (Agung 2005: 38)
Peranan Humas PT.Pertamina
dalam menangani kasus ledakan gas elpiji 3 kg.
Sebagai seorang Humas dalam menghadapi kasus ini melakukan beberapa
tindakan. Tindakan yang di lakukan telah sesuai dengan teori yang ada yaitu
teori dari (Cutlip dan Center, Iriantara,2007:14) mengenai pendekatan
manajerial. Pendekatan itu dengan cara:
1. Mencari penyebab kejadian
Humas biasanya mengetahui berita kecelakaan gas elpiji 3 kg dari pengaduan
warga, media dan juga dari pemberitahuan karyawan PT.Pertamina sendiri. Setelah
mendengar berita tersebut, Humas bekerjasama dengan pihak Gas Domestik yang merupakan
penanggung jawab kegiatan konversi gas elpiji 3 kg turun kelapangan langsung
untuk mengetahui fakta yang ada. Kegiatan pencarian fakta untuk menanyakan
tentang seluk beluk kejadian di lakukan dengan turun langsung ke lapangan dan
dengan melakukan pendekatan persuasive melalui wawancara kepada korban langung
maupun dengan tetangga-tetangga korban. Kegiatan tersebut biasanya dilakukan
langung ke rumah korban dan apabila ada korban jiwa dalam kecelakaan ini, maka
kegiatan
wawancara dilakukan di rumah sakit tempat korban dilarikan untuk
mendapatkan pertolongan.
2. Memberikan bantuan kepada
korban
Mencari penelusuran fakta yang ada, harus dapat diketahui jumlah korban dan
kerugian material yang harus ditanggung baik itu fisik rumah maupun perawatan
kesembuhan korban. Dari hasil penilaian itulah, maka Pertamina harus
merencanakan untuk memberikan suatu asuransi yang mana semua orang yang
mendapatkan kompor dan tabung gas elpiji telah mendapatkan asuransi jiwa dari
PT.Pertamina.Sedangkan jumlah dan saratnya telah ditentukan dan proses
pemberian asuransinya harus sesuai dengan prosedur. Bantuan yang disebut dengan
tali asih ini merupakan program dari PT.Pertamina sebagai rencana yang telah
diperhitungkan apabila suatu saat akan terjadi kecelakaan akibat pemakaian gas
elpiji.
Perencanaan yang telah ditetapkan dan di ukur sesuai dengan jumlah kerugian
segera diberikan langsung kepada korban agar mereka bisa langsung mendapatkan
perawatan dan tidak merasa dirugikan atau merasa tidak mendapatkan perhatian
dari pihak Pertamina. Tindakan berikutnya setelah perencanaan tentang jumlah
bantuan dana tali asih ditentukan, maka pihak Pertamina dengan segera
memberikannya kepada korban. Selain itu, tidak lupa diberikan pengetahuan
tambahan cara penggunaan elpiji yang aman agar tidak terjadi lagi hal yang
serupa. Serta, korban diberikan surat pernyataan yang isinya tidak melakukan
penuntutan terhadap PT.Pertamina setelah proses tali asih dari PT.Pertamina
telah berakhir.
Untuk membantu mengkomunikasikan kepada publik luar, Humas PT.Pertamina
juga bekerjasama dengan pihak media untuk melakukan pemberitaan kepada publik
mengenai kasus ledakan gas elpiji dan tindakan penyelesaian kasus kecelakaan
3. Melakukan tindakan
evaluasi
Tahap terakhir adalah evaluating. Setelah selesai pemberian bantuan
kepada korban, pihak Pertamina mengevaluasi tindakan yang telah dilakukan,
apakah sudah bisa diterima baik oleh korban dan tindakan tersebut apakah telah
mampu mengembalikan lagi citra perusahaan di mata korban.
4. Melakukan upaya
pencegahan kasus agar tidak terjadi lagi.
Dengan beberapa jumlah kasus kecelakaan akibat gas elpiji yang terjadi maka
PT.Pertamina harus melakukan upaya guna mencegah kasus kecelakaan gas elpiji
terjadi kembali. Upaya yang dilakukan adalah dengan melakukan resosialisasi.
Proses resosialisasi ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan yang lebih
kepada pihak-pihak konsumen agar lebih mengerti bagaimana cara pemakaian dan
perawatan yang benar sesuai prosedur yang ada.
Selain itu dilakukan pula Quality Control setiap harinya dengan
melakukan pengecekan terhadap tabung elpiji, mulai dari proses kelayakan pakai
tabung gas, perlengkapan dan aksesoris tabung hingga proses pendistribusian ke
agen-agen. Proses ini dilakukan untuk mengurangi kelalaian agar tidak
mendistribusikan tabung yang tidak layak pakai dan dapat mengakibatkan
kecelakaan terjadi lagi.
The world of online gambling and online gambling at DRMC
BalasHapusby V.M. · Cited by 15 — Internet gambling is 포항 출장마사지 becoming a 남양주 출장마사지 worldwide 천안 출장마사지 phenomenon. In the world of online 춘천 출장마사지 gambling, it is considered one of the fastest-growing and most successful 화성 출장마사지